Penulis: Rick Riordan
Penerjemah: Reni Indardini
Penerbit: Mizan Fantasi
ISBN: 978-602-1306-71-0
Tebal: 544 halaman
Cetakan II, Desember 2014
WARNING!! SPOILERS FOR THOSE WHO HAVEN'T READ THE FIRST 4 BOOKS
Review for The Lost Hero (Heroes of Olympus #1)
Review for The Son of Neptune (Heroes of Olympus #2)
Review for The Mark of Athena (Heroes of Oympus #3)
Review for The House of Hades (Heroes of Olympus #4)
Para raksasa bangkit, menyebar di sepenjuru dunia. Mereka mengumpulkan bara tentara—dewa-dewi yang terbuang dan para monster—yang rela menghancurkan demigod. Mereka memburu darah dua demigod, demi membangkitkan Gaea, sang Ibu Bumi.
Ketujuh demigod pemegang ramalan berusaha bertahan hidup dari serangan serta menyatukan Perkemahan Jupiter dan Perkemahan Blasteran. Mereka bahkan tak bisa mengharapkan bantuan para dewa.
Waktu yang dimiliki Percy dan kru Argo II tidak banyak. Pembagian tugas dilakukan, peran masing-masing ditentukan. Mereka harus bergegas mencegah kebangkitan Gaea, dalam sebuah pertarungan hidup dan mati.
~~~
Setelah menutup Pintu Ajal, mereka tahu bahwa tugas mereka belum selesai. Para tujuh demigod harus melawan para raksasa yang berkumpul di ibu kota Yunani. Namun, sebelumnya mereka harus menyelesaikan misi kecil yang juga berbahaya. Untuk menghadapi para Raksasa, mereka harus berhati-hati karena kemana pun mereka pergi, mereka diburu oleh monster yang memburu darah 2 demigod untuk membangkitkan sang Ibu Gaea.
Kau meninggalkan mereka dalam keadaan tanpa daya, Reyna Ramirez-Arellano. Suara seorang wanita berkumandang dari dalam tanah hitam. Perkemahanmu akan dimusnahkan. Misimu niscaya gagal. Pemburuku akan datang mencarimu.
Sementara itu, Reyna bertanggung jawab untuk membawakan patung Athena Parthenos ke Perkemahan Blasteran tepat pada waktunya. Tentu saja, membawa patung tersebut tidak mudah. Ditemani Nico di Angelo dan Pak Pelatih Hedge, mereka harus menempuh perjalanan bayangan yang tentu saja agak berbahaya. Selain itu, waktu yang mereka miliki tidak banyak dan mereka juga dikejar-kejar oleh ancaman terburuk.
Apakah para ketujuh demigod tersebut berhasil menghentikan tindakan Raksasa tersebut tepat pada waktunya? Bagaimana dengan nasib Reyna, Nico, dan Pak Pelatih Hedge? Apakah mereka berhasil membawakan patung tersebut tepat pada waktunya?
Source: here |
Tidak seperti buku terdahulunya, buku ini ditulis menggunakan 5 sudut pandang dari Jason, Piper, Leo, Reyna, dan Nico. Penggunaan sudut pandang ini berganti-gantian, kisah dibuka dengan latar apa yang terjadi pada ketujuh demigod kemudian berganti menjadi apa yang terjadi pada misi membawa patung Athena Parthenos. Jujur, aku sedikit kecewa karena tidak adanya sudut pandang Percy, Annabeth, Hazel, dan Frank padahal aku ingin mengikuti jalan pikiran mereka pada buku akhir ini. Akan tetapi, itu tidak menjadi masalah karena buku ini mendapat sudut pandang baru, yaitu dari Reyna dan Nico. Hal inilah yang membuatku menjadi bersemangat untuk mengikuti jalannya cerita sekaligus mengenal Reyna dan Nico lebih dalam karena kedua tokoh tersebut merupakan tokoh pendamping pada buku sebelumnya.
Aku menyukai kedua sudut pandang baru tersebut yang masing-masing berbeda dengan cara tersendirinya. Dengan membaca dari sudut pandang Reyna, aku menjadi lebih memahami karakternya lebih dalam. Ia sungguh berani, tangguh, dan tetap kuat disaat waktu yang tidak tepat. Dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan berbahaya atau tidak Reyna tetap berani. Itu yang kusukai darinya. Kemudian ada Nico di Angelo, aku memang bersimpati padanya dari seri Percy Jackson and the Olympians. Aku sungguh kasihan kepadanya karena ia sudah begitu menghadapi banyak rintangan dalam hidupnya. Sama seperti Reyna, ia juga tetap tangguh dengan caranya sendiri. Selain mereka, ada Jason, Piper, dan Leo. Seperti yang sudah kubilang, bahwa tidak ada sudut pandang dari Percy, Annabeth, Hazel, dan Frank. Akan tetapi, aku masih bisa menikmati kehadiran keempat tokoh tersebut dari sudut pandang mereka. Terutama, Percy, aku masih bisa merasakan leluconnya melalui sudut pandang mereka.
Alurnya berjalan dengan cukup cepat dilengkapi dengan aksi-aksi mereka ketika menghadapi suatu rintangan. Seperti biasa, Rick Riordan mampu memadukan mitologi Yunani kuno dengan kehidupan sekarang secara sempurna. Tentu saja, sang penulis tidak lupa menambahkan lelucon-lelucon yang cukup membuatku tertawa, terutama Percy dan Leo. Sama seperti sebelumnya, buku ini juga masih ada interaksi atau hubungan pertemanan antara satu sama lain yang cukup menonjol. Tentu saja, Frank-Hazel-Leo masih menjadi favoritku, selain mereka Jason dan Percy juga merupakan favoritku. Masih banyak yang lainnya.
Alurnya berjalan dengan cukup cepat dilengkapi dengan aksi-aksi mereka ketika menghadapi suatu rintangan. Seperti biasa, Rick Riordan mampu memadukan mitologi Yunani kuno dengan kehidupan sekarang secara sempurna. Tentu saja, sang penulis tidak lupa menambahkan lelucon-lelucon yang cukup membuatku tertawa, terutama Percy dan Leo. Sama seperti sebelumnya, buku ini juga masih ada interaksi atau hubungan pertemanan antara satu sama lain yang cukup menonjol. Tentu saja, Frank-Hazel-Leo masih menjadi favoritku, selain mereka Jason dan Percy juga merupakan favoritku. Masih banyak yang lainnya.
"Ini Pelopion." Frank berkata sambil menunjuki satu lagi gundukan batu nan mengagumkan
"Ayolah, Zhang," kata Leo. "Apa pula arti Pelopion? Tempat keramat untuk main pelotot?"
"Kaumku adalah warga Athena yang asli-kaum gemini."Cuplikan dialog tersebut merupakan 2 dari sekian banyak lelucon yang terdapat dibuku ini. Ada banyak adengan favoritku, namun aku akan memberi tahu 2 favoritku saja. Bagian favoritku yang pertama adalah ketika Annabeth bekerja sama dengan Piper. Kepribadian mereka memang bertolak belakang tetapi mereka tetap bisa bekerja sama. Omong-omong soal Piper, aku sungguh terkesan dengannya. Ia sungguh sudah berkembang, aku terkesan akan kemampuannya. Kemudian yang kedua adalah petualangan Percy, Leo, Hazel, dan Frank. Petualangan mereka ini sukses membuatku tertawa. Selain yang kusebutkan diatas, aku juga menyukai interaksi antara Reyna dengan Nico dan Jason dengan Nico. Mereka ini sungguh membuatku terkesan.
"Seperti simbol zodiak?" tanya Percy. "Aku Leo"
"Bukan, Bodoh," kata Leo. "Aku Leo. Kau Percy."
Kemudian ada Gleeson Hedge, meskipun aku merindukan Grover, kehadiran satyr yang satu ini juga membuatku menyukai karakternya. Meskipun Pak Pelatih galak, namun ia tetap perhatian dan peduli. Aku sangat menyukai semua karakter yang terdapat dibuku ini, baik Percy, Annabeth, Jason, Piper, Hazel, Frank, Reyna, Nico, dan Pelatih Hedge. Dan juga Leo Valdez, I love him so much!!!! And yes, words can't express how much I love him, he got a special place in my heart.
Source: here |
Tapi untuk saat ini, yang terbaik yang dapat Leo lakukan adalah mengikuti aturan lamanya: Terus bergerak. Jangan terpaku. Jangan pikirkan yang jelek-jelek. Tersenyumlah dan bercandalah sekalipun tidak ingin. Terutama ketika tidak ingin.
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny