Sabtu, 12 September 2015

[Book Review] Bumi

Judul: Bumi (Bumi #1)
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-0112-9
Tebal: 440 halaman
Cetakan XII, Februari 2015

Namaku Raib, usiaku 15 tahun, kelas sepuluh. Aku anak perempuan seperti kalian, adik-adik kalian, tetangga kalian. Aku punya dua kucing, namanya si Putih dan si Hitam. Mama dan papaku menyenangkan. Guru-guru di sekolahku seru. Teman-temanku baik dan kompak.

Aku sama seperti remaja kebanyakan, kecuali satu hal. Sesuatu yang kusimpan sendiri sejak kecil. Sesuatu yang menakjubkan.

Namaku, Raib. Dan aku bisa menghilang.


~~~

Raib yang biasa dipanggil Ra, berusia 15 tahun dan kelas 10. Ia seperti remaja normal lainnya, memiliki orang tua, 2 kucing yang bernama si Putih dan si Hitam. Namun, ia memiliki rahasia, rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun, bahkan orangtuanya. Ia bisa menghilang dengan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Hingga suatu hari, ada yang tahu rahasianya.
"Pagi itu aku sungguh tidak tahu, setelah sarapan bersama yang selalu menyenangkan, beberapa jam lagi, kejutan itu tiba. Ada yang tahu rahasia besarku, bukan hanya satu melainkan susul-menyusul. Seluruh kehidupanku mendadak berubah seratus delapan puluh derajat.
Perang siap meletus di Bumi. Aku tidak bergurau.
"
Karena Ra tidak membawa PR matematika sebagai hukumannya ia disuruh keluar oleh Miss Keriting. Ia tidak sendiri, Ali juga dihukum karena tidak mengerjakan. Agar tidak bosan, ia sengaja menghilangkan dirinya. Namun, selanjutnya apa yang terjadi? Ada sosok kurus tinggi yang muncul tiba-tiba, sehingga membuat Ra kaget dan melepaskan tangan dari wajahnya. Sejak kejadian itu, Ali menjadi penasaran dan terus menerus mengikuti Ra.

Setelah itu, kehidupan Ra menjadi tidak tenang sejak itu. Banyak kejadian yang mencurigakan. Sosok kurus tinggi itu terus muncul di hadapan Ra. Hingga suatu hari, Ra dan sahabatnya, Seli mengalami kejadian yang tidak terduga saat hendak menuju kantin. Lagi-lagi Ali juga muncul setelah kejadian itu dan mereka langsung lari ke Aula sekolah. Masalah mereka belum selesai, sosok kurus tinggi itu muncul lagi dan mengancam Ra.
Dua puluh empat jam yang lalu hidupku masih normal seperti remaja lainnya. Beraktivitas bersama keluarga, bersekolah, dan bermasyarakat dengan baik. Sekarang, aku siap bertempur dengan orang-orang asing di dunia ini.
Seseorang yang tidak diduga datang menyelamatkan mereka. Setelah itu, Ra, Seli, dan Ali menyelamatkan diri kesuatu tempat yang bahkan tidak mereka kenali. Mereka terdampar di suatu rumah yang dihuni Ilo di Kota Tishri. Mereka memahami bahwa itu kesalahan teknis. Bersama-sama mereka mencari jalan keluar dan jawaban atas pertanyaan yang tidak mereka pahami. Namun, tidak mudah mencari jalan keluar, mereka menemukan banyak hambatan.
"Dunia yang kita tinggali memang tidak sesederhana yang kita lihat."
Siapakah sosok kurus tinggi yang terus menerus mengejar Ra dan kawan-kawannya? Apa yang diingikannya pula? Berhasilkah mereka menemukan jawaban atas pertanyaan yang tidak mereka pahami? Berhasilkah mereka menemukan jalan keluarnya? Apa yang terjadi dengan dunia yang mereka tinggali? Apakah benar itu hanya kesalahan teknis?

Source: here

Wah, panjang sekali ringkasan ceritanya. Tenang, itu hanya sebagian kecil ceritanya karena novelnya memang tebal dan memiliki banyak konflik dalam cerita ini. Jujur saja, aku sampai bingung bagaimana meringkas ceritanya. Back to topic! Ini pertama kalinya aku membaca karya Tere Liye dan pertama kalinya juga aku membaca fantasi lokal. Tentu saja, tidak mengecewakan malah membuatku sangat menyukainya. 

Ditulis menggunakan sudut pandang pertama dari pihak Ra, bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami dan unik. Dari sudut pandang Ra, aku bisa merasakan apa yang dirasakan Ra sendiri ketika menghadapi Ali yang menyebalkan, rasa bingungnya atas pertanyaan yang tidak ia pahami, kemudian rasa simpati kepada sahabatnya. Selain itu, aku juga merasa bahwa unsur persahabatan yang ada di buku ini sangat menonjol. Persahabatan antara Ra, Seli, dan Ali ini yang paling membuatku terkesan. Mereka saling membantu satu sama lain disaat waktu yang tidak tepat, kemudian ada saatnya mereka bercanda ketika waktu luang, jail kepada Ali yang sedang serius. 

Buku ini memang membuatku penasaran, bahkan dari membaca kalimat terakhir pada sinopsis aku sudah tertarik membaca buku ini. Di akhir kalimat menjelang bab baru, penulis membuat kalimat yang menimbulkan rasa penasaran yang tidak bisa dikalahkan. Tentunya, pembaca menjadi penasaran dengan "apa yang akan terjadi selanjutnya?", dan hal ini juga terjadi padaku. Aku juga terkesan atas adanya hubungan antara sinopsis dengan ceritanya. Awalnya aku hanya menganggap remeh kalimat sebelum kalimat terakhir itu, ternyata aku salah. 

Awal ceritanya berjalan dengan lambat tetapi kebelakangnya mulai berjalan dengan cepat. Pada awal ceritanya, penulis memberi pembaca kesempatan untuk mengenal kehidupan sehari-hari Ra di rumah, sekolah, maupun pengalaman yang Ra alami saat masa kecil. Kemudian ceritanya berjalan cepat ketika sosok kurus tinggi itu mengancam Ra.

Bahasa yang mudah dipahami memudahkanku membayangkan dunia yang dimaksud Tere Liye ini. Aku juga terkesan atas teknologi-teknologi canggih yang ada di kota Tishri yang membuatku ingin mencobanya. Ketika berjalan di hutan lebat, aku juga terkesan atas penggambaran hewan-hewan liar dan tumbuhannya. Banyak kalimat-kalimat bagus yang terdapat dibuku ini
"Sumber kekuatan terbaik bagi manusia adalah yang kalian sering sebut dengan tekad, kehendak. Jutaan tahun usia Bumi. Ribuan tahun kehidupan tiba di dunia ini. Semua mencoba bertahan hidup. Kehendak besar mereka bahkan lebih kuat dibandingkan kekuatan itu sendiri."
Selain itu, aku sangat terkesan dengan karakter Ali ini. Meskipun menyebalkan namun ia sangat jenius. Kejeniusan ini lah yang membuatku terkagum atas penjelasannya yang seperti ilmuwan. Selain itu, ia juga tenang disaat situasi sedang tidak bagus. Percayalah, ketika kalian membaca buku ini kalian akan terkagum dengan penjelasannya.

Terlepas dari itu semua, kurasa penggambaran kehidupan Ra tidak terlalu digambarkan secara mendetail. Seperti di tutup-tutupkan, sehingga aku tidak tahu dimana Ra, Ali, dan Seli tinggal, bersekolah dimana. Penulis tampaknya berfokus kepada pengenalan dunia imajinasinya yang membuat kita terbayang sekaligus terkagum. Akan tetapi, aku tetap menyukai alur ceritanya. Bahkan alurnya tidak terduga, Bahkan endingnya membuatku ingin cepat-cepat membeli buku keduanya dan langsung membacanya.

Sejauh ini, aku sangat puas dengan karya Tere Liye ini. Tidak ragu-ragu aku akan memberi rating 5 bintang untuk imajinasinya.

Rating:
5/5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...