Senin, 15 Desember 2014

[Book Review] Under The Never Sky

Under The Never Sky (Under The Never Sky #1)
Penulis: Veronica Rossi
Penerjemah: Dina Begum
Penerbit: Mizan Fantasi
Tebal: 496 halaman
Cetakan I, September 2014

Dunia berada di ambang kehancuran, langit bergejolak terus oleh badai Aether. Dalam dunia kacau balau ini, umat manusia terbagi menjadi dua kelompok yang saling memandang rendah: mereka yang berlindung di dalam Pod disebut Tikus Mondok, dan mereka yang sanggup bertahan di alam terbuka disebut Kaum Buas.

Takdir mempertemukan Aria, si gadis Tikus Mondok, dengan Perry, pemuda dari Kaum Buas. Mereka saling benci, tapi juga saling membutuhkan. Aria memerlukan bantuan Perry untuk menemukan ibunya, sedangkan Perry memerlukan bantuan Aria untuk menemukan keponakannya. Perjalanan mereka penuh bahaya. Bukan hanya terpajan badai Aether, mereka juga dikejar-kejar oleh kaum kanibal. Akankah mereka berhasil menemukan apa yang dicari, apalagi keduanya kini sama-sama terbuang? Dapatkah mereka bertahan hidup di dunia yang ganas dan liar, di bawah langit yang menghunjamkan petir demi petir?


~~~



Badai Aether mengguncang dunia ini selama 6 dekade. 3 tahun terakhir badai itu semakin hebat dengan tingkat yang mengkhawatirkan. Karena badai, manusia dibagi menjadi 2 kelompok, Tikus Mondok atau Penghuni yang hidup dibalik dinding Pod dengan segalanya diatur dan Orang luar atau Kaum Buas yang hidup diluar dinding Pod atau di alam bebas.

Aria, si Tikus Mondok bersama teman-temannya iseng untuk keluar dari Pod. Mereka bermain-main awalanya, Aria ikut karena ingin mengetahui apa yang terjadi di Bliss karena ibunya yang berada di sana dan koneksinya putus, hal itu berujung dengan kefatalan Soren, putra Dewan Hess. Aria tidak tahan lagi sehingga ia merekam dengan Smarteye. Untuk menutupi kesalahan yang dibuat oleh putranya, Dewan Hess membuang Aria ke Gerai Maut dengan kehilangan Smarteye nya. Aria tidak sempat untuk melihat pesan dari ibunya karena kekacauannya.


Perry, pemuda Kaum buas  berusaha untuk menerobos Pod demi mencari obat untuk kemenakannya, Talon yang sakit. Tapi usaha itu sia-sia karena terjadi kekacauan yang dibuat oleh Soren dan api yang sudah menyebar. Dia malah menyelamatkan Aria ke tempat yang aman dan mengambil Smarteye nya. Hingga Talon diculik, dia pergi meninggalkan suku Tide. Ia menyalahkan Aria atas penculikan Talon. Mereka bertemu dan Perry meminta Aria untuk memberitahukan informasi yang berguna berkaitan hal itu.

Perry memberitahukan bahwa Smarteye Aria berada ditangannya. Aria dapat mendapatkan Smarteyenya ketika dia sudah memberitahukan menjawab pertanyaan-pertanyaan Perry. Terjawablah dan dia mendapatkan Smarteyenya dan buru-buru memakainya karena pesan ibunya tapi, Smarteye nya tidak berfungsi. Perry tahu orang yang dapat memperbaikinya untuk mendapatkan informasi dari pesan ibunya dan membutuhkan perjalanan selama 1 minggu. Mereka saling benci tapi saling membutuhkan. Perry membutuhkan Aria untuk mencari Talon dan Aria membutuhkan Perry untuk menemukan ibunya yang berada di Bliss. 

Dengan perjalanan yang dikejar oleh Kaum Croven, menghindari badai, dll. Apakah mereka berhasil?? Baca :)


Aku suka setting novel ini dimana dunia yang Aria dan Perry tinggal. Agak seram karena dilanda oleh badai Aether. Dengan novel yang menggunakan sudut pandang ketiga dari Aria dan Perry, kita dapat merasakan ketegangan dan keterkaitan jalannya cerita. Aku suka konsep yang di awal cerita, usaha Aria yang hampir gagal meloloskan diri dari Soren dan Usaha Perry untuk menemukan obat yang gagal. Itulah yang menyebabkan awal konflik terjadi. Jarang permulaan konflik dimulai dari awal cerita (kebanyakan konflik novel yang aku baca bermula di pertengahan seperti di halaman 100an)

Sebagian besar aku memahami karakter-karakter dari tokoh di novel ini kecuali Cinder. Aku ga mengerti karakternya dari mana asal muasal kekuatannya. Aku berharap penulis dapat menjabarkan di lanjutannya. Jujur, aku terkesan dengan keterkaitan konfliknya Perry dan Aria. Maksudku, nyambung gitu konfliknya seperti A nyambung ke C, C nyambung ke B, B nyambung ke A. Susah jelasinya, hehe. Tergantung pendapat kalian sendiri bagaimana, setiap orang kan mempunyai selera yang berbeda-beda.

 Novel ini seru diawal dan aku ikut penasaran apa yang terjadi di Bliss. Tapi perjalanan Perry dan Aria membuatku bosan. Akhirnya dari mereka dikejar oleh Kaum Croven kebelakang seru lagi. Selain itu, plot twistnyaa...


Soal cover, aku suka kombinasi warna orange dengan hitam diantara tulisan versi mizannya. Menggambarkan Badai Aethernya juga. Terjemahannya juga ada yang membuatku bingung seperti 'Orang Luar' dengan 'Orang Liar' untuk menyebutkan kaum Perry. 

Rating:
4/5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...