Minggu, 01 Februari 2015

[Book Review] City Of Ashes

Judul: City Of Bones (The Mortal Instruments #2)
Penulis: Cassandra Clare
Penerjemah: Melody Violine
Penerbit: Ufuk
Tebal: 610 halaman
Cetakan III, Oktober 2013


WARNING!! SPOILER FOR THOSE WHO HAVEN'T READ THE FIRST BOOK!

Baca buku pertamanya City Of Bones


Clary hanya ingin hidup normal kembali, tapi ia telanjur terlibat dengan para Pemburu Bayangan yang bertugas membantai iblis. Masalah semakin menjadi-jadi karena ibunya tidak bisa dibangunkan dan Clary tidak bisa berhenti mencintai Jace. Tentu saja ini menyakiti hati Simon, yang mendadak pergi ke sarang vampir seorang diri. Valentine pun datang lagi, kali ini untuk mengambil Pedang Mortal. Lagi-lagi dia menawari Jace untuk ikut dengannya. Ketika Jace diketahui telah pergi untuk menemui Valentine, akankah Clary tetap memercayainya?

Dalam sekuel City of Bones ini, ketegangan menanjak dan konflik semakin tajam!

~~~

Clary ingin hidup normal tetapi ia tidak bisa kembali lagi ke kehidupan lamanya. Dia sudah terlibat dengan urusan pemburu bayangan karena soal piala mortal. Piala tersebut dibawa kabur oleh Valentine. Ibunya sudah ditemukan tetapi dia dalam kondisi koma. Selain itu, Clary mengetahui bahwa Valentine adalah ayahnya dan kakak laki-lakinya masih hidup. Dia adalah Jace! WAW! Sayangnya setelah mengetahui hal itu, Clary langsung patah hati begitu pula Jace. Karena mereka memang sudah saling jatuh cinta. 

Setelah kepergian Hodge, orang tua kakak beradik Lightwood ini datang bersama adik mereka yang paling bungsu, Max untuk mengepalai Institut New York. Jace dituduh oleh Maryse, Ibu Lightwood bersaudara karena telah membantu Valentine kabur membawa piala mortal dengan portal. Karena Maryse tidak percaya, maka Sang Inkuisitor datang ke institut. Inkuisitor tersebut bernama Imogen Herondale. Sayangnya, sifat inkuisitor tersebut keras dan galak, sehingga dia membawa Jace ke penjara kota hening yang diperuntukan penjahat yang paling buruk. 

Valentine membuat ulah lagi, setelah mendapatkan instrumen yang pertama, dia ingin mendapatkan instrumen yang kedua, yaitu Pedang Jiwa. Valentine berhasil mencuri pedang tersebut dari Saudara Hening. Valentine juga membangkitkan iblis Agramon, iblis yang merealisasikan rasa takut seseorang menjadi kenyataan. Valentine berencana untuk mengubah pedang tersebut menjadi pedang iblis. Tetapi agar keinginannya terwujud, dia memerlukan darah para penghuni dunia bawah. Hal tersebut membuat para pemburu bayangan, termasuk Clary beraksi lagi untuk menghentikan tindakan Valentine dan merebut pedang tersebut. 

Berhasilkah mereka merebut pedang tersebut kembali ditangan mereka? Bagaimana nasib hubungan antara Jace dengan Clary? Begitu juga dengan Simon. 


Buku ini lebih seru dibandingkan buku pertamanya! Jujur, aku memang kaget kalau Jace itu ternyata kakaknya. Aku turut merasakan patah hatinya Jace dengan Clary, begitu pula sebaliknya. Cassandra memang pintar menguras emosi pembaca. Membaca buku keduanya lebih greget! Beberapa karakter dari tokoh-tokoh yang ada disini membuatku ingin nabok *upss*.


Seperti karakternya inkuisitor. By the Angel, mengapa karaktermu membuatku ingin menamparmu? Yep! dia itu keras banget sama Jace, pokoknya sudah kelewatan batas. Jace kan bukan penjahat, malah dibawa ke penjara Kota Hening. Arghh!! Karakter Maryse juga tadinya tidak mau percaya kalau Jace itu tidak membantu Valentine kabur. Akan tetapi, dia agak tidak setuju kalau Jace dibawa ke penjara. Memang banyak (atau setidaknya tidak terlalu banyak) kemunculan tokoh-tokoh baru. Seperti Maia dan Max.

Tentu saja beberapa karakter dari buku pertama, kekuatannya telah berkembang. Seperti Clary, yang diketahui bisa menggambar rune baru. Hal ini membuatku salut dengan penulisnya serta Clary, of course. Aku memang agak iri *ups* dengan Clary karena kekuatannya itu langka, mana ada pemburu bayangan lain yang bisa menggambar rune baru? Hal itu membuatku iri sekaligus membuat rasa tidak sukaku kepada Clary berkurang. Ada banyak adengan favoritku di dalam buku ini, yang aku ingat adalah ketika si Alec jadi kelinci percobaannya Clary *you know lah*. Hal itu membuatku tertawa. Aku tadi bilang kalau beberapa karakter dari buku pertamanya berkembang kekuatannya.  Yep, tentu pembaca dibuat kaget bahwa si ituu bukanlah dia yang dulu, melainkan....


Sekali lagi Cassandra Clare membuatku terpukau!

Rating:
5/5


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...