Senin, 02 Februari 2015

[Book Review] Unwind

Judul: Unwind (Unwind #1)
Penulis: Neal Shusterman
Penerjemah: Mery Riansyah
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 456 halaman
Cetakan I, Agustus 2013

Orangtua Connor ingin menyingkirkannya karena ia selalu menimbulkan masalah. Risa tidak punya orangtua dan akan menjalani pemisahan raga untuk mengurangi beban panti asuhan. Pemisahan raga Lev sudah direncanakan sejak ia lahir, bagian dari agama orangtuanya. Dipertemukan nasib, dan dipersatukan keputusasaan, ketiga remaja ini melakukan perjalanan yang penuh bahaya, tahu bahwa nyawa merekalah taruhannya.

Jika bisa bertahan hidup sampai ulang tahun ke-18, mereka selamat. Tetapi, ketika setiap bagian tubuh mereka, dari tangan sampai jantung, diincar dunia yang menggila, 18 terasa amat sangat jauh.

~~~


Usai Perang sipil kedua yang dikenal Perang Heartland yang hanya meributkan 1 isu, pasukan Pro-kehidupan dan pasukan Pro-pilihan menetapkan Undang-Undang yang disebut RUU Kehidupan. RUU tersebut berisikan orang tua berhak 'menggugurkan' anak dengan menandatangani surat pemisahan raga untuk anak mereka. Umur anak untuk menjalankan pemisahan raga harus diantara 13-18 tahun.

Connor Lassister, akan segera menjalankan pemisahan raganya karena ia selalu membuat masalah baik kepada orang tuanya, teman-temannya, disekolah. Karena itu, orang tuanya menandatangani surat pemisahan raganya. Akan tetapi, Connor tidak ingin menjalankan pemisahan raga.
Risa Megan Ward, dia yatim piatu dan merupakan anak asuh negara, serta dia bukan orang yang suka membuat masalah. Ia pandai bermain piano, akan tetapi dia harus menjalankan pemisahan raga untuk mengurangi beban negara.
Lev Jedediah Calder, pemisahan raganya sudah direncanakan, karena agama orang tuanya, keyakinannya. Lev tahu bahwa dia adalah anak persembahan.
"Mereka hanya disatukan oleh tujuan yang sama, yaitu bertahan hidup"
Ketiga anak itu dipertemukan oleh takdir yang berupa suatu peristiwa. Connor, Risa, dan Lev besatu untuk bertahan hidup bersama-sama sampai usia mereka 18 tahun. Sayangnya, Connor dan Risa ragu-ragu dengan Lev. Mereka tahu Lev tidak bisa dipercaya. Benarkah Lev tidak bisa dipercaya?
"Ini suatu pelajaran. Untuk menunjukkan kepada Lev apa yang terjadi pada anak-anak yang mengelak dari takdir: Mereka tersesat dalam segala hal"
Dikejar oleh Polisi Juvey, apakah mereka berhasil bertahan hidup sampai usia 18 tahun? Ayo, dibaca bukunya 


Pertama kalinya aku membaca buku bertama dystopia yang menyangkut masalah sosial. Benar-benar real suasananya! Konsepnya sangat sangat sangat jelas! Masalah-masalah sosial tersebut bukanlah hanya masalah sosial di masyarakat masa depan atau khayalan, melainkan yang terjadi dimasa kini. Kalian baca sendiri saja masalah-masalah sosial yang disangkut dari buku ini, hehe. 

Hal yang membuatku tambah menyukai buku ini adalah penggunaan sudut pandang ketiga dari banyak pihak dan serba tahu. Penggunaan tersebut membuatku nyaman ketika membaca buku ini, mengingat akhir-akhir ini sebagian besar novel yang aku baca menggunakan sudut pandang pertama dari tokoh utama perempuan. Penggunaan sudut pandang ketiga dari banyak pihak membuat pembaca memahami konflik-konflik yang dialami oleh setiap tokoh dan tidak lupa ketegangannya!! Tidak lupa proses pemisahan raganya juga digambarkan oleh penulis. 
"mungkin jiwa Unwind terentang, seperti balon raksasa di antara semua bagian tubuh di tempat-tempat lain.
Aku suka dengan karakter-karakter yang ada di buku ini. Seperti Risa, aku suka jalan pemikirannya apalagi ketika di adengan sekolah. Aku benar-benar tidak menyangka jalan pemikirannya seperti itu. Tindakan-tindakan yang Connor lakukan membuatku menyukai karakter tokoh ini dibandingkan yang lain. Apalagi tindakan-tindakan yang Connor lakukan terhadap Risa dan teman-teman yang lain. Sulit dijelaskan! Dan yang membuatku menambahkan poin untuk buku ini adalah perkembangan karakternya Lev. Awalnya aku sangat tidak suka dengan karakter ini yang menyebalkan dan tindakan-tindakan yang dia lakukan untuk Risa dan Connor. Seiring cerita berjalan, secara perlahan dia mulai berubah. Perubahan tersebut membuatku menyukai karakter Lev.
"Tujuan itu basi. Kami percaya pada ketidakteraturan. Gempa bumi! Tornado! Kami percaya pada kekuatan alam-dan kita adalah kekuatan alam. Kita adalah malapetaka. Kita adalah kekacauan. Kita mempermainkan dunia."
Buku ini tidak hanya menyangkut masalah-masalah sosial. Tetapi juga menyangkut Hak Asasi manusi. Sebenarnya banyak kutipan-kutipan bagus dari buku ini yang menyangkut kehidupan, membaca buku ini sudah membuatku berpikir kembali.
"Kita punya hak atas hidup kita!"
Aku sangat menyukai cover versi Gramedia. Sangat menggambarkan isi dari buku ini! Tidak lupa juga, terjemahannya yang sangat oke membuatku merasa lebih nyaman lagi ketika membaca buku ini! Ga sabar untuk kelanjutannya!!

Rating:
5/5 

2 komentar:

  1. Wih bagus juga ide ceritanya. Eh tapi lanjutannya masih belom diterjemahin yah ._.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bagus banget ceritanyaaaa... Iya aku udah nunggu buat kelanjutannya buat baca sekalian, eh belum diterjemahin sampe sekarang. Yaudah deh aku baca aja deh karena emang gasabar buat baca buku ini hehe

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...