Penulis: Lauren Oliver
Penerjemah: Vici Alfanani Purnomo
Penerbit: Mizan Fantasi
Tebal: 496 halaman
Cetakan I, Maret 2013
Cetakan I, Maret 2013
Review Delirium (Delirium #1)
Dalam aksinya, Lena bertemu Julian, putra pemimpin organisasi yang masih rentan terkena deliria. Kebersamaan mereka menimbulkan kembali perasaan terlarang itu: cinta. Pada akhirnya, mampukah Lena memilih, antara membiarkan dirinya jatuh di pelukan Julian, mengkhianati cintanya kepada Alex ... atau terbunuh di tengah-tengah kebisingan dan ketidakpastian?
~~~
Kehidupan Lena di Portland sudah mati, dia menjadi Invalid, menjadi bagian dari pemberontakan setelah diselamatkan oleh Raven. Untuk itu Lena juga harus tinggal di Alam Liar bersama orang-orang / kawanan baru dan dia juga harus ikut berkerja seperti yang lainnya.
Di Alam Liar, segala sesuatunya adalah proses yang lamban, ibarat menyeret langkah pelan-pelan. Semuanya memakan waktu.
"Tak ada lagi kata dulu. Yang ada hanyalah sekarang, dan apa yang akan terjadi nanti."
Siapa itu para burung bangkai? Apakah Alex masih hidup? Berhasilkah mereka melarikan diri dari para burung bangkai tersebut? Pilihan mana yang akan Lena pilih? Mengkhianati cintanya kepada Alex atau terbunuh di tengah-tengah kekacauan ? Ayo, baca bukunya.
Buku ini ditulis masih dengan sudut pandang pertama dari pihak Lena tetapi, ditulis dengan latar waktu yang berbeda-beda yaitu, kini dan dahulu. Kini itu kehidupan Lena di New York sedangkan, dahulu merupakan kehidupannya ketika bertahan hidup bersama Raven dkk di Alam Liar. Menggunakan 2 latar waktu dan tempat yang berbeda-beda, ketika membaca sampai di akhir bab (pergantian latar kini dan dahulu) tentu membuat greget. Kenapa? Karena pastinya di akhir bab itu membuat penasaran. Jadi, ketika bab dahulu selesai, udah seru-seru ehhh.... udah masuk bab kini. Greget... Agak mengingatkan Cassandra Clare pada The Mortal Instruments dan The Infernal Devices dimana penulis membuat pembaca membalikan halaman demi halaman untuk mengetahui kelanjutannya.
Menurutku, buku keduanya jauh lebih seru dibandingkan buku pertamanya. Karakter Lena juga berkembang, kalau di buku pertamanya dia diselamatkan, dibuku keduanya gilirannyalah yang menyelamatkan orang (kalian kalau ga ngerti, nanti juga ngerti kok ketika udah baca bukunya). Berkat bantuan Raven, Lena menjadi lebih tangguh ga keras kepala lagi seperti buku pertamanya. Banyak tokoh-tokoh baru bermunculan dibuku ini termasuk Julian dan Raven, hampir ga ada tokoh lamanya. Karakter Raven bisa dibilang kadang nyebelin kadang dia baik, nyebelinnya dia bossy dan keras kepala. Uniknya, dibalik nama-nama orang di Alam Liar itu ada sebuah kisah.
Aku senang covernya memakai cover asli. Tampaknya Mizan belajar dari cover buku pertamanya. Dengan twist yang agak tidak terduga dan ga lupa, ending. Endingnya gantung!! Penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Ga sabar buat baca Requiem, kabarnya Requiem akan diterbitkan mizan Januari ini.
Rating:
4.5/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar