Delirium (Delirium #1) Penulis: Lauren Oliver Penerjemah: Vici Alfanani Purnomo Penerbit: Mizan Fantasi Tebal: 520 halaman Cetakan I, Desember 2011 |
Dunia yang dihuni Lena Haloway adalah dunia tanpa cinta.
Cinta adalah sebuah dosa besar.
Sastra dan puisi masuk dalam “Kompilasi Lengkap Kata-Kata dan Ide-Ide Berbahaya.”
Penikmat musik dijebloskan ke penjara.
Tertawa bahagia dianggap melanggar aturan.
Suami-istri, ibu-anak, kakak-adik, hanya sebuah ikatan tanpa kasih sayang.
Binatang. Orang yang jatuh cinta dianggap binatang.
Lena pun demikian, ketika dia jatuh cinta kepada Alex Sheates.
Mereka hidup dalam rasa takut hebat, dan hanya menunggu waktu hingga mereka menanggung hukuman
~~~
Ketika penawar penyakit tersebut ditemukan, setiap warga yang sudah berumur 18 tahun wajib menjalankan evaluasi untuk mendapatkan jodoh yang sesuai dan wajib menjalankan prosedur penyembuhan dari penyakit Deliria tersebut.
Lena Haloway, gadis yang biasa-biasa saja ga sabar segera disembuhkan. Karena setelah disembuhkan dia akan merasa bahagia seperti bibi, paman, dan kakaknya. Bersama dengan Hana, sahabatnya dia akan menjalankan evaluasi. Ketika Lena tengah menjalankan evaluasi, kekacauan pun terjadi. Puluhan sapi masuk ke ruang evaluasi dan catatan yang ditulis para penguji hilang. Maka, evaluasi yang itu dianggap ga resmi dan akan dikasih tanggal baru lagi.
Mereka menganggap Invalid-kaum orang yang tidak disembuhkan dan tinggal di alam liar itu tidak ada karena sudah dibasmi alias dibom. Akan tetapi, pertemuan Lena dengan Alex mengubah kehidupan Lena. Untunglah karakter Lena ga begitu menyebalkan, meskipun keras kepala diawal tapi seiring ceritanya berjalan dia berubah. Apakah soal alam liar itu memang benar-benar tidak ada?
Ketika aku membaca buku ini, sih di awalnya aku teringat dengan kisah Uglies. Dimana tokoh utamanya juga ga sabar akan segera disembuhkan dan adanya permukiman orang-orang yang kabur atau tidak mau disembuhkan. Karakter Hana juga agak mengingatkanku dengan karakter Shay di Uglies yang berlawanan dengan karakter tokoh utama. Kalau Lena itu biasa-biasa aja, Hana itu kebalikannya dia populer. Toh, gabanyak kesamaan, kok. Alurnya beda dan tetap bisa ngikutin. Hanya saja aku merasakan suasana Uglies.
Kalian yang baca buku ini pastinya kecewa dengan cover versi mizan. Ya, aku juga kecewa kesannya terlalu berlebihan gitu. But, Don't jugde book by its cover :) Penggemar romance bakal suka sama novel ini.
~~~
"Dunia yang dihuni Lena Haloway adalah dunia tanpa cinta". Yep, kutipan tersebut yang di sinopsis memang benar. Lena tinggal di dunia yang menganggap cinta itu penyakit. Nah, penyakit itu dinamakan Amor Deliria Nervosa. Bahkan, orang yang terjangkit penyakit tersebut bisa jadi gila dan ada yang menyebabkan kematian. Seram, ya. Nah, suami istri itu dijodohkan setelah mereka disembuhkan dan anak-anak dibesarkan tanpa kasih sayang. Ga kebayang...
Ketika penawar penyakit tersebut ditemukan, setiap warga yang sudah berumur 18 tahun wajib menjalankan evaluasi untuk mendapatkan jodoh yang sesuai dan wajib menjalankan prosedur penyembuhan dari penyakit Deliria tersebut.
Source: here |
Source: here |
Ketika aku membaca buku ini, sih di awalnya aku teringat dengan kisah Uglies. Dimana tokoh utamanya juga ga sabar akan segera disembuhkan dan adanya permukiman orang-orang yang kabur atau tidak mau disembuhkan. Karakter Hana juga agak mengingatkanku dengan karakter Shay di Uglies yang berlawanan dengan karakter tokoh utama. Kalau Lena itu biasa-biasa aja, Hana itu kebalikannya dia populer. Toh, gabanyak kesamaan, kok. Alurnya beda dan tetap bisa ngikutin. Hanya saja aku merasakan suasana Uglies.
Aku membalik halaman demi halaman untuk mengetahui ceritanya. Karena cerita makin menarik ketika adanya pemberontakan, penasaran gitu. Tetapi novel ini kebanyakan unsur dramanya dan romance dibandingkan unsur konfliknya.
Kalian yang baca buku ini pastinya kecewa dengan cover versi mizan. Ya, aku juga kecewa kesannya terlalu berlebihan gitu. But, Don't jugde book by its cover :) Penggemar romance bakal suka sama novel ini.
Rating:
3,5/5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar