Jumat, 23 Januari 2015

[Book Review] Angelfall

Judul: Angelfall (Penryn & The End of Days #1)
Penulis: Susan Ee
Penerjemah: Nadiah Alwi
Penerbit: Matahari
Tebal: 428 halaman
Cetakan I, Juli 2014
                         
Enam minggu setelah para malaikat menghancurkan peradaban, hanya segelintir manusia yang berhasil selamat. Putus asa dan kelaparan, mereka rela melakukan apa saja untuk bertahan hidup. Kota-kota yang kini mati dikuasai geng-geng jalanan. Tapi begitu matahari terbenam, semua orang bersembunyi dari teror makhluk misterius yang mengancam nyawa mereka.

Penryn beserta ibu dan adiknya, Paige, mencoba menemukan tempat persembunyian di tengah kota. Kemudian tanpa sengaja, mereka menyaksikan pertarungan antara beberapa malaikat. Pertarungan itu berakhir setelah salah satu malaikat jatuh, dengan luka-luka mematikan dan sayap terpotong dari punggungnya. Sementara malaikat yang lain menculik adik Penryn dan membawanya pergi.

Demi menyelamatkan Paige, Penryn harus bersekutu dengan musuhnya, Raffe, si malaikat tanpa sayap. Demi tujuan masing-masing, berdua mereka menempuh berbagai macam bahaya untuk mencapai sarang para malaikat.

~~~


Kota San Francisco hampir sepenuhnya rusak karena dihancurkan oleh para malaikat. Penryn dengan adiknya, Paige beserta ibunya tidak sengaja melihat pertarungan malaikat ketika ingin mencari tempat persembunyian. Mereka juga menyaksikan kedua sayap salah satu malaikat dipotong. Sayangnya, usaha mereka untuk tidak ketahuan gagal karena mereka membawa Paige.

Oleh karena itu, jika Penryn ingin menyelamatkan adiknya dia mau tidak mau harus bekerja sama dengan Raffe, si malaikat yang kedua sayapnya dipotong. Penryn juga harus menghindari geng jalanan yang mengincar bagian tubuh malaikat, seperti sayap. Sehingga, Penryn harus menyembunyikan identitas Raffe begitu pula Raffe sendiri. Awalnya Raffe ragu-ragu untuk menerima tawaran Penryn untuk menyelamatkan adiknya. Akhirnya dia mau karena Penryn menyimpan sayapnya. Terjadilah kesepakatan, sementara Penryn menyimpan sayapnya, Raffe harus membawanya ke sarang malaikat, tempat yang diduga mereka menyimpan Paige. 

Tentu saja, perjalanan mereka juga tidak selancar yang mereka inginkan. Apakah mereka berhasil menyelamatkan Paige? Setelah itu apakah Raffe akan mendapatkan sayapnya kembali? Penasaran? Baca! Hehe

Kalian mengira buku ini tipikal romance antara malaikat dan manusia? Kalau begitu, kalian salah menebak. Justru buku ini minim romance dan malah menonjolkan action. Settingnya juga lumayan sadis, penulis menggambarkan secara lumayan detail dan bikin kita eneg. Ini buku pertama yang kubaca tentang dystopia yang bertema fallen angel. Aku salut sama ide penulis karena aku tidak bakal menyangka adanya dystopia bertema fallen angel ini. Mengingat penulis menggambarkan suasananya secara detail dan pelan-pelan, suasanya dystopianya pun terasa. Buku ini dibuka dari action, tetapi seiring berjalannya cerita malah membuatku bosan akan detailnya. 

Ditulis dari sudut pandang pertama pihak Penryn, bagiku buku ini lebih banyak deskripsi akan suasana dibandingkan dialog. Maksudnya rada tidak seimbang. Karena deskripsi dari penulis, buku ini memiliki berbagai genre yaitu, dystopia, post-apocalyptic, action, sedikit romance, dan ga lupa sedikit unsur horror. Hebat kan?? Yep, banyak yang menyukai buku ini tetapi aku tidak terlalu menyukainya karena aku memang dibosankan oleh deskripsi-deskripsi serta jalan pikirnya Penryn. 

Karakter Penryn ini agak mengingatkanku dengan Katniss di The Hunger Games karena sama-sama tulang punggung keluarga setelah ayahnya tiada. Aku kurang menyukai karakter ibunya Penryn disini. Karakternya digambarkan gila dan yang paling tidak aku sukai itu mementingkan diri sendiri ketika diawal cerita. Tentu penulis juga menyisipkan lelucon-lelucon diantara dialog Penryn dengan Raffe. Sungguh membuatku tertawa!! 

Dengar-dengar, hak filmnya sudah dibeli. Yep, aku akan menyukai buku ini diangkat menjadi film layar lebar. Mengingat banyak actionnya dan dunia yang rapuh sehingga lebih (tidak) enak dilihat secara visual. Ngomong-ngomong, tadi aku menyisipkan "(tidak)" dikalimat sebelumnya. Ya, aku bilang gitu memang benar, kok penulis membuat kita eneg ketika membaca buku ini dan adanya bagian yang tidak pantas diperlihatkan oleh penonton yang tidak kuat melihat banyak darah alias cepat mual. 

Sayang untuk terjemahan, faktor ini membuatku menurunkan rating untuk buku ini. Terjemahannya banyak yang tidak sesuai sehingga aku tidak mengerti kalimat-kalimatnya ketika membaca buku ini. Ga lupa ini pertama kalinya aku membaca buku yang banyak typonya juga. Semoga diperbaiki untuk buku selanjutnya, ya. 

Rating:
3.5/5



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...