Sabtu, 15 November 2014

[Book Review] The Darkest Minds

The Darkest Minds (The Darkest Minds #1)
Penulis: Alexandra Bracken
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Penerbit: Fantasious

Tebal: 568 halaman
Cetakan I, September 2014

Ketika Ruby bangun pada ulang tahunnya yang kesepuluh, sesuatu tentang dirinya telah berubah. Sesuatu yang cukup mengkhawatirkan untuk membuat orangtuanya mengunci dirinya di garasi dan menelepon polisi. Sesuatu yang membuat dirinya dikirim ke Thurmond, kamp rehabilitasi milik pemerintah yang kejam. Dia mungkin telah selamat dari penyakit misterius yang membunuh sebagian besar anak-anak Amerika, tapi dia dan anak-anak lainnya harus berhadapan dengan sesuatu yang jauh lebih buruk: kemampuan menakutkan yang tidak dapat mereka kendalikan. Sekarang, saat berumur enam belas, Ruby termasuk salah satu orang yang memiliki kemampuan paling berbahaya.

Ketika kebenaran terungkap, Ruby susah payah meloloskan diri dari Thurmond. Sekarang dia dalam pelarian, putus asa mencoba menemukan satu tempat yang aman untuk anak-anak yang tersisa seperti dirinya—East River. Dia bergabung dengan sekelompok anak yang lolos dari kamp mereka sendiri. Liam, pemimpin mereka yang berani, sangat menyukai Ruby.Tapi tak peduli betapa dia menginginkan cowok itu, Ruby tidak bisa mengambil risiko berdekatan dengannya. Tidak setelah apa yang terjadi pada orangtuanya.

Ketika mereka tiba di East River, tempat itu tidak seperti apa yang dibayangkan, yang paling misterius adalah pemimpinnya. Tapi ada kekuatan lain yang bekerja, orang-orang yang tidak akan berhenti untuk menggunakan Ruby, dalam perjuangan mereka melawan pemerintah. Ruby akan dihadapkan dengan pilihan yang buruk, yang mungkin berarti menyerahkan satu-satunya kesempatan dia untuk sebuah kehidupan yang layak.



~~~

Setting dimana Amerika bangkrut pada masa depan. Parahnya banyak anak-anak yang meninggal karena penyakit Everhart kemudian ada orang yang memberikan nama penyakit itu lebih baik lagi, yaitu Idiopathic Adolescent Acute Neurodegeneration yang disingkat IAAN.
Penyakit ini sudah menewaskan 98% anak-anak di Amerika. 2% sisanya yang bertahan memiliki kekuatan yang tidak dapat dikendalikan yang dinamakan psi. Begitu pula, penyakit ini tergolong bahaya sehingga Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit mengeluarkan daftar lima langkah kepada para orangtua untuk mengenali gejala IAAN berupa pamflet. 
Seperti ini pamfletnya :


Yep! Ruby dibawa ke kamp Thurmond pada ulang tahunnya ke-10 setelah apa yang terjadi kepada kedua orang tuanya. Disana ia menetap selama 6 tahun oleh pasukan PSF. Dikamp tersebut mereka terbagi menjadi 5 kelompok warna. 

  • Merah, bisa mengendalikan api
  • Kuning, bisa menyalurkan listrik
  • Orange, bisa mengontrol pikiran orang lain
  • Biru, telekinesis atau bisa memindahkan beda tanpa menyentuh.
  • Hijau, punya daya ingat yang tinggi
Anak-anak yang dibawa ke Kamp Thurmond diklarifikasi dulu apakah mereka merah, kuning, orange,biru , atau kuning. Nah, pas Ruby diklarifikasi, dia hijau. Sampai suatu hari Dengung statis / kendali tenang yang digunakan untuk menenangkan anak-anak, dengung statis itu bukanlah dengung statis versi lama lagi. Pemerintah memperbarui versi dengung statis tersebut untuk menyingkirkan anak yang salah saat diklarifikasi. Jadi, dengung statis yang terbaru yang hanya bisa didengar oleh warna tertentu,bisa saja menyakiti anak-anak yang salah klarifikasi / pingsan. 

Nah, hingga Ruby dibantu oleh Dr. Begbie untuk kabur. Dr. Begbie juga membawa Martin, anak yang kejadiannya sama seperti Ruby. Hingga mereka berhenti di pom bensin dan bertemu Rob serta mengajak bergabung dengan Liga Anak. Tanpa sengaja Ruby memegang tangan Rob dan mengetahui sebenernya Liga Anak itu. Jadi, apakah warna Ruby itu memang benar-benar hijau? 

Ruby kabur dari mereka dan berusaha bersembunyi serta bertemu anak perempuan yang bernama Suzume. Ruby mengikutinya ke van tua, lalu anak lain, Liam dan Chubs masuk. Awalnya mereka tidak menyadari keberadaan ruby di van tua itu yang diberi nama Black Betty oleh Liam sampai Liam menanyakan keadaan Suzume barulah mereka menyadari keberadaanya. Dari sinilah petualangan mereka dengan menggunakan Black Betty untuk menemukan para Slip Kid yang lokasinya rahasia dimulai,

lanjut ke kesannya saja, ya. Masa saya menulis 1 isi buku ini, hehe.

WAW!!!!!!! Saya suka konsep buku ini. Awalnya saya bingung apa kekuatan yang dimiliki dari 5 warna tersebut. Penulis menceritakannya secara perlahan jadi akan terungkap. Dengan alur yang lompat-lompat yang kelihatannya seperti kekurangan malah menjadi kelebihannya. Yah, penulis emang sengaja membuat ceritanya dengan plot yang maju mundur disisipi flashback agar bermaksud pembaca ga terlalu bosan mengikutinya. 

Oh ya! 
pembagian warna itu bedasarkan Homeland Security Advisory System yang merupakan  kode warna yang menunjukkan skala ancaman terorisme. Namun, sistem ini sudah dihapus dan digantikan oleh National Terrorism Advisory System karena kurang praktis. 


Tunggu apalagi? Ayo beli bukunya di toko buku terdekat atau toko buku online. Mumpung masih anget, hihi.
Buku ini sudah ada kelanjutannya, loh. Judulnya Never Fade. Segera diterbitkan oleh Fantasious juga.

Buku ini juga akan difilmkan oleh  20th Century Fox. Aku berharap filmnya akan sukses seperti The Hunger Games. Masa novelnya seru tapi filmnya ga seseru itu?

Rating: 4,5/5

sumber foto dan fakta pembagian warna itu saya ambil dari  FBnya Fantasious. 
Ini linknya: https://www.facebook.com/fantasiousbooks

Series:
1. The Darkest Minds
2. Never Fade

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...